Menulis adalah suatu cara untuk bicara, suatu cara untuk berkata, suatu cara untuk menyapa—suatu cara untuk menyentuh seseorang yang lain entah di mana. Cara itulah yang bermacam-macam dan di sanalah harga kreativitas ditimbang-timbang. - Seno Gumira Ajidarma-

Selasa, 18 Desember 2012

Kangen deh sama air mata!

Yap. Saya kangen menangis! mungkin terkesan sombong tapi bukan bermaksud untuk sombong. entah kenapa ketika hidup gue senang terus, ketika gue sendirian kadang suka teringat masa-masa sedih dulu. Ketika hari-hari gue diisi sama senyuman, dan tertawa kadang gue suka kangen saat ketika gue nangis, saat saat sendirian di kamar dan menuliskan kesedihan gue ke cerita.

mungkin bagi orang sedih itu gak enak, menangis itu buang buang waktu, dan galau itu gak penting! tapi buat gue, justru mereka yang bikin hidup jadi lebih bermakna dan bervariasi. saat sedih, saat gue merasa gue orang yang paling menyedihkan, saat gue merasa gak ada lagi orang yang ada disamping gue entah itu teman atau siapapun, disaat itu pula gue seperti sedang berada di titik dimana gue menyadari betapa gak ada apa-apanya manusia itu. semua sifat sombong yang ada saat gue bahagia, semua hal yang gak sempat gue fikirin karena gue terlalu sibuk dengan kebahagiaan gue, disaat titik kesedihan itulah semua perasaan tadi hilang. 

sedih itu indah, karena disaat itu lah gue memikirkan apa saja kesalahan gue. Menangis itu sehat, karena kandungan air dalam mata pun perlu dikeluarkan untuk membersihkan mata. dan galau itu adalah seninya hidup. sedangkan bahagia adalah akhir yang wajib didapat bagi orang yang sudah melewati sesuatu yang dinamakan seninya hidup atau teksturnya hidup. 

gue kangen sama air mata gue yang dulu sangat mudah keluar, karena saat gue bahagia gak tau kenapa air mata gak bisa keluar dan gue seakan ngerasa hidup gue flat. seperti gak ada gregetnya. sebenernya bukan berarti gue meminta untuk sedih terus, tapi....gue kangen meluk bantal sambil nangis sesunggukan :')

"ya Allah terimakasih atas balasan yang Engkau berikan, bagiku ini sangat setimpal dengan keadaan yang pernah aku alami dulu, tapi aku mohon jangan biarkan aku terlalut dalam kesenangan dan melupakan kesedihan saat itu, karena dengan mengingat kesedihan saat itu, hal itulah yang mampu mengerem ku dari perbuatan sombong."